Apa itu GNB dan bagaimana
terbentuknya?
Gerakan Non Blok (GNB) atau bisa
disebut Non Aligned Movement/NAM adalah suatu organisasi internasional yang
terdiri dari lebih dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya
beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi
ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk
menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan
dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang
imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan
segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni
dan menentang segala bentuk blok politik.
Masih relevankah eksistensi
GNB saat ini?
Seperti yang sudah kita ketahui,
tujuan dibentuknya GNB adalah untuk menampung negara-negara yang tidak ingin
terlibat konflik antara dua blok besar. Adanya GNB mampu membuat negara-negara
anggotanya bertahan menghadapi hiruk pikuk konflik kedua blok tersebut terutama
saat perang dingin.
Namun, yang menjadi pertanyaan
sekarang ini adalah masihkan GNB relevan dimasa sekarang ini ketika Blok Barat
dan Blok Timur sudah tidak ada lagi? Sebagai salah satu pendiri GNB, maka
Indonesia terdorong untuk membuktikan bahwa GNB masih sangat relevan pada abad
ke-21 tetapi pada saat yang sama juga merasa bahwa GNB harus berubah.
Sesuai dengan namanya Non-Aligned
Movement (NAM), sebagai sebuah gerakan, GNB harus terus bergerak
ditengah-tengah dinamika dunia internasional saat ini. Apa yang telah menjadi
tema perjuangan GNB sejak 1961 sampai saat ini masih tetap relevan karena
keterbelakangan serta kesenjangan ekonomi dan pembangunan masih tetap menjadi
permasalahan saat ini. Tanda bahwa Gerakan Non Blok (GNB) masih relevan adalah
jumlah negara anggota yang terus bertambah yaitu Fiji dan Azerbaijan.
Selain itu, relevansi GNB juga
bisa dilihat dari semangat para pejabat negara anggota dalam menghadiri
Konferensi Tingkat Menteri (KTM) di Bali. Sebanyak 75 menteri dari negara
anggota tersebut menyatakan akan hadir. GNB sebagai gerakan moral juga sangat
dibutuhkan karena dapat juga menjadi poros yang mempunyai kekuatan dalam PBB
untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang.
Keberadaan GNB masih relevan,
sebagai persatuan yang memiliki sifat penekan terbesar dalam PBB untuk menekan
negara adikuasa seperti Amerika Serikat. Selain itu dengan adanya keanggotaan
baru juga menunjukkan relevansi GNB dan 27 negara yang meminta Indonesia
sebagai penyelenggara bersama Mesir sebagai ketua GNB saat ini, diantaranya
Jerman, Rusia, AS dan Belgia.
Munculnya tantangan-tantangan
global baru sejak akhir abad ke-20 telah memaksa GNB untuk terus mengembangkan
Kapasitas dan arah kebijakannya agar sepenuhnya mampu menjadikan keberadaannya
tetap relevan, tidak hanya bagi anggotanya tetapi juga lebih terkait dengan
sumbangannya dalam menghadapi tantangan tersebut.
Tantangan yang dimaksud dewasa
ini antara lain adalah isu menonjol yang terkait dengan masalah terorisme,
merebaknya konflik intra dan antar negara, pelucutan senjata, serta dampak
globalisasi di bidang ekonomi dan informasi teknologi. Isu-isu tersebut telah
menjadikan GNB perlu menyesuaikan kebijakan dan perjuangannya yang dalam
konteks ini GNB memandang perannya tidak hanya sebagai obyek, tetapi sebagai
mitra seimbang dan bagian dari solusi masalah dunia.
Sumber :
http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/global/11/05/26/lls8ql-gerakan-nonblok-masih-relevan-saat-ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar