Selasa, 08 November 2016

Indonesia di Era Reformasi


Pengertian Reformasi
Reformasi secara umum berarti perubahan suatu tatanan sistem yang telah ada diganti menjadi tatanan yang baru dengn tujuan ke arah yang lebih baik. Berikut beberapa definisi mengenai remormasi menurut para ahli.
  1. Menurut Khan, reformasi adalah suatu perubahan pokok dalam suatu sistem birokrasi yang bertujuan mengubah struktur,tingkah laku, dan keberadaan atau kebiasaan yang telah lama.
  2. Menurut Quah, reformasi adalah suatu proses untuk mengubah proses, prosedur birokrasi publik dan sikap serta tingkah laku birokrat untuk mencapai efektivitas birokrasi dan tujuan pembangunan nasional.
  3. Menurut Susanto, dilihat dari aspek perkembangan masyaraka tersebut maka terjadilah keseimbangan antara tuntutan ekonomi, politik, sosial, dan hukum, keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta konsensus antara prinsip-prinsip dalam mayarakat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan reformasi ialah suatu perubahan yang terjadi di masyarakat ataupun negara dengan bergesernya tatanan sistem yang dianut karena perubahan tersebut dinilai mampu membawa mereka menuju tatanan hidup yang lebih baik.

Keadaan Sosial Masyarakat Era Reformasi 
Reformasi terjadi di Indonesia diawali dengan turunnya Presiden Soeharto dari kursi kepemimpinannya atas tuntutan rakyat pada masa itu. Presiden pertama Indonesia pasca reformasi ialah B.J. Habibie. Pada era reformasi, konflik makin mudah terjadi di masyarakat. Ironisnya, konflik ini terjadi seringkali bersifat etnis di berbagai daerah. Kondisi sosial masyarakat menjadi kacau akibat lemahnya hukum dan perekonomian yang tidak segera kunjung membaik menyebabkan sering terjadi bentrok dalam masyarakat. Beberapa konflik sosial yang terjadi di era reformasi berlangsung di berbagai wilayah di Indonesia. Berikut sedikit ulasan mengenai konflik yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia.
  1. Kalimantan Barat
    Konflik sosial yang terjadi di Kalimantan Barat melibatkan etnis Melayu, Dayak, dan Madura. Konflik ini dipicu dengan adanya pencuru dari etnis Madura yang mencuri di wilayah etnik Dayak dan Melayu. Isu ini berkembang menjadi aksi balas dendam. Pemerintah bersaha menyelesaikan konflik ini dengan membentuk Forum Komunikasi Masyarakat Kalimantan Barat.
  2. Kalimantan Tengah
    Pada tanggal 18 Februari 2001 pecah konflik antara etnis Madura dan Dayak. Konflik itu diawali dengan terjadinya pertikaian perorangan antaretnis di Kalimantan Tengah. Ribuan rumah dan ratusan nyawa melayang sia-sia akibat pertikaian antaretnis tersebut. Sebagian pengungsi dari etnis Madura yang diangkut dari Sampit untuk kembali ke kampung halamannya di Madura ternyata juga menimbulkan masalah di kemudian hari. Kondisi Pulau Madura yang kurang menguntungkan menyebabkan sebagian warganya menolak kedatangan para pengungsi itu. Sampai sekarang pun pengungsi Sampit masih menjadi masalah pemerintah.
  3. Sulawesi Tengah
    Konflik sosial di Sulawesi Tengah tepatnya di daerah Poso berkembang menjadi konflik antaragama. Kejadian bermula dipicu oleh perkelahian antara Roy Luntu Bisalembah (Kristen) yang kebetulan sedang mabuk dengan Ahmad Ridwan (Islam) di dekat Masjid Darussalam pada tanggal 26 Desember 1998. Entah isu apa yang berkembang di masyarakat perkelahian dua orang berbeda agama itu berkembang menjadi ketegangan antaragama di Poso, Sulawesi Tengah.
  4. Maluku
    Konflik sosial yang dipicu oleh konflik agama juga terjadi di Maluku. Kejadian diawali dengan bentrokan antara warga Batumerah, Ambon, dan sopir angkutan kota pada tanggal 19 Januari 1999. Namun, seperti konflik yang terjadi di wilayah Indonesia lainnya, tanpa tahu isu apa yang beredar di masyarakat, terjadi ketegangan antarwarga. Puncaknya terjadi kerusuhan massa dengan disertai pembakaran Masjid Al-Falah.
    Warga Islam yang tidak terima segera membalas dengan pembakaran dan perusakan gereja. Konflik meluas menjadi antaragama. Namun, anehnya konflik yang semula antaragama berkembang menjadi gerakan separatis. Sebagian warga Maluku pada tanggal 25 April 2002 membentuk Front Kedaulatan Maluku dan mengibarkan bendera Republik Maluku Selatan (RMS) di beberapa tempat. Upaya menurunkan bendera tersebut menimbulkan korban. Mereka gigih mempertahankannya. Sampai sekarang konflik Maluku itu belum dapat diatasi dengan tuntas.
Dampak Adanya Reformasi bagi Indonesia
Adanya reformasi sudah pasti membawa dampak bagi Indonesia. Dampak yang dibawa ada yang Positif namun adapula dampak negatifnya. Dampak utama yang sangat terasa ialah adanya kebebasan dalam beraspirasi.
Berikut beberapa dampak positif akibat reformasi
  • Masyarakat yang sebelum era reformasi merasa dikekang kebebasannya dalam menyampaikan aspirasi, kini dapat menyampaikan asprasi bahkan kritiknya dengan bebas. Dengan kata lain, remormasi telah menguatkan demokrasi di Indonesia
  • Derajat bangsa Indonesia di kancah internasional semakin terangkat karena dinilai telah berhasil melepaskan diri dari pemerintah yng kurang demokratis dan membentuk pemerintah yang lebih demokratis.
  • Indonesia menjadi lebih terbuka terhadap dunia internasional sehingga mobilitas terhadap berbagai bidang semakin berkembang.
Berikut beberapa dampak negatif yang timbul akibat reformasi
  • Iklim politik menadi semrawut karena banyak yang menyalahartikan makna dari demokrasi.
  • Kebebasan dalam menyampaikan pendapat semakin tidak beretika.
  • Banyak demonstrasi yang seharusnya menjadi sarana menampaikan aspirasi justru berubah menjadi aksi kerusuhan yang mengganggu masyarakat.
  • Meningkatny kerusuhan di msyarakat akibat undang-undang yang belum mampu terlaksana sepenuhnya. 

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Reformasi
http://dilihatya.com/1105/pengertian-reformasi-menurut-para-ahli
https://www.cpuik.com/2014/10/kondisi-sosial-dan-ekonomi-masyarakat.html
https://mohammadgie.wordpress.com/2011/12/30/dampak-reformasi-di-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar