Munculnya
kesadaran kebangsaan di kawasan Asia dan Afrika pada masa lalu tidak terlepas
dari pengaruh paham baru yang lahir, yakni nasionalisme, liberalisme,
sosialisme, komunisme, demokrasi, serta pan-Islamisme. Paham-paham tersebut
mendorong rakyat Asia-Afrika untyk membangun diri dalam kesadaran berbangsa dan
bernegara dengan menutamakan kemerdekaan dan kebebasan.
1.
Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation (bahasa Inggris) atau natie
(bahasa Belanda) yang berarti bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang
menempati wilayah tertentu dan memiliki kemauan untuk bersatu karena adanya
kesamaan nasib, cita0cita, dan tujuan.
Dengan demikian, nasionalisme dapat diartikan sebagai semangat
kebangsaan, yakni cinta terhadao bangsa dan tanah air. Atau dengan kata lain
nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa kesetiaan tertinggi
seseorang ditujukan kepada negara kebangsaannya. Berikut merupakan pandangan
dari beberapa tokoh mengenai nasionalisme.
a.
Hans
Kohn
Hans Kohn
menyatakan bahwa nasionalisme merupakan suatu paham yang menghendaki kesetiaan
tertinggi dari rakyat kepada negara dang bangsa.
b.
Louis
snyder
Menurut Louis
Syneder nasionalisme merupakan percampuran dari berbagai gagasan sehingga
menyatu pada taraf tertentu dalam kurun sejarah.
c.
Ernest
Renan
Menurut Ernest
Renan nasionalisme adalah munculnya keinginan menjadi satu bangsa karena danya
kemauan untuk bersatu.
d.
Otto
Bouer
Menurut Otto
Bouer nasionalisme muncul karena ada persamaan sikap dan tingkah laku dalam
memperjuangkan nasib yang sama.
Timbulnya nasionalisme tak lepas dari beberapa faktor yang
memengaruhinya.
·
Magna
Charta (1215) di Inggris
·
Adanya
Piagam Bill of Right (1689) di Inggris
·
Revolusi
Perancis yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam
semboyan revolusi liberte, egalite, fraternite yang berkembang di seluruh
Eropa.
·
Pengaruh
pemikiran dari Renaissance
2.
Liberalisme
Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan
kemerdekaan individu. Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin ‘libertas’
yang artinya kebebasan, sedangkan dalam bahasa Inggris, liberty, artinya
kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan individu untuk memiliki
tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul.
Di Eropa, liberalisme didukung oleh kaum borjouis dan terpelajar di
kota. Bagian terpenting dalam liberalisme adalah individu. Masyarakat harus
mementingkan individu, karena masyarakat itu sendiri terdiri atas
individu-individu. Tokoh-tokoh yang memaparkan liberalisme antaralain.
a.
Marthin
Luther
Marthin Luther menyatakan
bahwa adanya komersialisasi agama dan ketergantungan umat terhadap pemuka agama
menyebabkan manusia menjadi tidak berkembang. Menurutnya hal itu berdampak luas
yang puncaknya akan timbul sebuah reformasi gereja yang mneyulut kebebasan dari
para individu yang tadinya terkekang.
b.
John
Locke
Menurutnya keberadaan
Negara itu akan dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan negara menjadi
terbatas karena hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik. John Locke
mengungkapkan bahwa Negara terbentuk dari perjanjian sosial antara individu
yang hidup bebas dengan penguasa.
c.
Adam
Smith
Adam Smith
menuturkan bahwa kesejahteraan umum dapat dicapai apabila diberikan kebebasan
kepada setiap individu untuk berusaha tanpa campur tangan dari pihak pemerintah.
d.
Franklin
d. Roosevelt
Menurutnya terdapat
empat macam kebebasan, yakni kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat,
kebebasan beragama, kebebasan dari kemelaratan, serta kebebasan dari ketakutan.
3.
Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu paham yang menghendaki segala sesuatu
harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Dengan kata lain,
sosialisme adalah paham yang menghendaki kemakmuran bersama. Berikut pendapat
dari beberapa tokoh mngenai sosialisme.
a.
Saint
Simon
Beliau menginginkan
agar golongan pekerja mampu mnegikuti arus yang terjadi dalam perkembangan
masyarakat, terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan industri. Bagi Saint Simon, golongan pekerja memiliki peranan
yang besar dalam memajukan pembangunan bangsa, khususnya kemajuan bidang
ekonomi. Adapun kaum bangsawan yang feodal hanya dianggap sebagai parasit yang
menghambat perkembangan masyarakat. Dengan demikian, yang berhak untuk
mengendalikan kepemimpinan negara bukanlah kelas atas (raja atau bangsawan),
tetapi golongan pekerja.
b.
Robert Owen
Melalui
tulisannya A New View Society, An Essay on The Formation of Human Character
mengemukakan bahwa lingkungan sosial memiliki pengaruh dalam pembentukan watak
manusia. Oleh karena itu, kesejahteraan hidup manusia, dalam hal ini pekerja
perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Untuk mewujudkan pemikirannya tersebut,
Owen membangun rumah-rumah bagi buruhnya lengkap dengan fasilitas seperti
toko-toko dan tempat rekreasi, memprakarsai gerakan koperasi, dan melarang anak
di bawah umur 10 tahun untuk bekerja.
c.
Charles Fourier
Beliau
menyatakan perlu suatu wilayah tertentu. sebagai tempat tinggal yang memudahkan
mereka saling berkomunikasi dan bekerja sama. Dengan sistem ini lama-lama kehidupan
mereka menjadi seragam.
d.
Karl Heinirich Marx
Isi
tulisan Marx mengenai perjuangan. kelas dan merencanakan aturan kelas baru
yaitu proletar. Bagian penting dari platformnya, antara lain penghapusan hak
milik atas tanah, alatalat produksi milik negara, dan penghapusan hak milik
waris.
e.
Frederich Engels
Beliau
adalah seorang penganut sosialis dari Inggris yang. bekerja keras
memperjuangkan ideologinya bersama-sama dengan Karl Marx. Pemikirannya
dituangkan ke dalam buku yang berjudul Das Kapital.
4.
Komunisme
Komunisme adalah salah satu bentuk sosialisme yang bersifat radikal
(Sosialisme Ilmiah) / paham anti-kapitalisme yang sangat menentang kepemilikan
modal individu, semuanya harus dikuasai negara. Tokoh-tokoh bidang komunisme
antara lain.
a. Karl Marx
“Komunisme merupakan penghapusan yang pasti akan milik pribadi,
alienasi diri manusia dan karena itu merupakan pemberian yang nyata dari
hakikat kemanusiaan oleh dan untuk manusia. Komunisme sebagai naturalisme yang
telah berkembang secara sempurna merupakan humanisme dan sebagai humanisme yang
sempurna merupakan naturalisme.” ”Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat
ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas.”
b. Vladimir Ilivh Ulyanov atau Lenin
Memiliki visi mengenai pentingnya melakukan revolusi
komunisme pada wilayah terbelakang guna perimbangan dunia menghadapi ancaman
kapitalisme.
c. Friedrich Engels
“Bila kelas sosial telah tidak ada lagi, maka kekuasaan politik pun
akan lenyap.”
d. Joseph Stalin
d. Joseph Stalin
“Kekuasaan dilaksanakan bukan oleh mereka yang memilih an
memberikan suara, melainkan oleh mereka yang memerintah.”
5.
Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa
Yunani, demos, artinya rakyat, dan kratos, artinya pemerintahan. Jadi,
demokrasi dalam arti sempit adalah pemerintahan di tangan rakyat. Dalam arti
luas, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap
anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik langsung atau
tidak langsung.
Kondisi yang memengaruhi terciptanya
demokrasi adalah adanya kesepakatan bersama dalam masalah yang fundamental dan
upaya yang memungkinkan kebebasan politik tumbuh di tengah negara. Demokrasi
mula-mula diterapkan di Yunani Kuno, yakni demokrasi langsung, kemudian
berkembang ke negara Eropa lainnya, dan akhirnya ke Indonesia.
Seorang cendekiawan dari Inggris
yang memperjuangkan demokrasi adalah John Locke (1632 – 1704), dalam bukunya
berjudul Two Treaties on Government. John Locke membenarkan perjuangan rakyat
Inggris menentang kekuasaan mutlak raja. Menurut John Locke, pemerintah
hanyalah alat yang dibentuk untuk menjamin kepentingan rakyat terhadap hak-hak
politis, mencakup hak individu, hak politik, hak atas kebebasan, dan hak milik.
Demokrasi merupakan hal yang
dinamis dan maju, sebab selain mengurus kepentingan bersama negara juga
bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Demokrasi menuntut adanya UUD,
pemilu, kemerdekaan pers, kemerdekaan berbicara, berkumpul dan mengemukakan
pendapat, serta kemerdekaan beragama.
6.
Pan-Islamisme
Pan-Islamisme adalah paham yang
bertujuan untuk menyatukan umat Islam sedunia. Paham ini berasal dari gagasan
Jamaluddin al Afgani (1839 – 1897). Ide tersebut sebenarnya secara samar-samar
pernah dicanangkan oleh At Tahtawi (1801 – 1873), seorang tokoh pembaharu Islam
Mesir. Ia sudah menyebutkan dua ide yaitu Islam dan patriotisme. Ia menegaskan
bahwa antara ide Islam dan patriotisme tidak bertentangan. Dua ide tersebut
kemudian menjelma menjadi dua bentuk persaudaraan, yaitu persaudaraan (ukhuwah)
Islamiah dan persaudaraan (ukhuwah) wathaniah.
Paham tentang perlunya penyatuan dunia Islam yang menjadi inti dari Pan-Islamisme menjadi lebih tegas pada pemikiran Jamaluddin al Afgani. Ide Pan-Islamisme erat kaitannya dengan kondisi abad ke-19. Pada abad ini terjadi kemunduran di negara Islam. Sebaliknya, di negara Barat terjadi kemajuan yang disertai pengembangan kekuasaan (penjajahan). Tokoh-tokoh pan-Islamisme antara lain.
Paham tentang perlunya penyatuan dunia Islam yang menjadi inti dari Pan-Islamisme menjadi lebih tegas pada pemikiran Jamaluddin al Afgani. Ide Pan-Islamisme erat kaitannya dengan kondisi abad ke-19. Pada abad ini terjadi kemunduran di negara Islam. Sebaliknya, di negara Barat terjadi kemajuan yang disertai pengembangan kekuasaan (penjajahan). Tokoh-tokoh pan-Islamisme antara lain.
a.
Jamaluddin al-Afghani
“Pan islamisme
adalah suatu pembaharuan dan kebangkitan dari dunia islam sendiri.”
“Islam mencakup segala aspek kehidupan, baik ibadah, hukum dan sosial. Persatuan umat Islam harus diwujudkan kembali. Kekuatan Islam bergantung pada keberhasilan membina persatuan dan kerja sama.”
“Islam mencakup segala aspek kehidupan, baik ibadah, hukum dan sosial. Persatuan umat Islam harus diwujudkan kembali. Kekuatan Islam bergantung pada keberhasilan membina persatuan dan kerja sama.”
b. Muhammad Rasyid Ridha
“Penyebab
kemunduran muslim adalah karena mereka telah kehilangan kebenaran sejati
agamanya. Ajaran Islam yang murni itulah yang akan membawa kemajuan bagi umat
Islam.”
c. Sultan Abdul Hamid II
Merupakan
penyeru awal Pan-Islamisme, berusaha mempersatukan Islam di bawah panji Usmani,
d. Raja Faisal dan Shah Iran
Menyerukan
pentingnya menyelenggrakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam bagi para
negara muslim di Makkah
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar