Senin, 16 Mei 2016

Paham-Paham Baru yang Muncul di Indonesia

Munculnya kesadaran kebangsaan di kawasan Asia dan Afrika pada masa lalu tidak terlepas dari pengaruh paham baru yang lahir, yakni nasionalisme, liberalisme, sosialisme, komunisme, demokrasi, serta pan-Islamisme. Paham-paham tersebut mendorong rakyat Asia-Afrika untyk membangun diri dalam kesadaran berbangsa dan bernegara dengan menutamakan kemerdekaan dan kebebasan.
1.      Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation (bahasa Inggris) atau natie (bahasa Belanda) yang berarti bangsa. Bangsa adalah sekelompok manusia yang menempati wilayah tertentu dan memiliki kemauan untuk bersatu karena adanya kesamaan nasib, cita0cita, dan tujuan.
Dengan demikian, nasionalisme dapat diartikan sebagai semangat kebangsaan, yakni cinta terhadao bangsa dan tanah air. Atau dengan kata lain nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa kesetiaan tertinggi seseorang ditujukan kepada negara kebangsaannya. Berikut merupakan pandangan dari beberapa tokoh mengenai nasionalisme.

a.       Hans Kohn
Hans Kohn menyatakan bahwa nasionalisme merupakan suatu paham yang menghendaki kesetiaan tertinggi dari rakyat kepada negara dang bangsa.
b.      Louis snyder
Menurut Louis Syneder nasionalisme merupakan percampuran dari berbagai gagasan sehingga menyatu pada taraf tertentu dalam kurun sejarah.
c.       Ernest Renan
Menurut Ernest Renan nasionalisme adalah munculnya keinginan menjadi satu bangsa karena danya kemauan untuk bersatu.
d.      Otto Bouer
Menurut Otto Bouer nasionalisme muncul karena ada persamaan sikap dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama.
Timbulnya nasionalisme tak lepas dari beberapa faktor yang memengaruhinya.
·         Magna Charta (1215) di Inggris
·         Adanya Piagam Bill of Right (1689) di Inggris
·         Revolusi Perancis yang menumbuhkan demokrasi dan nasionalisme yang tercermin dalam semboyan revolusi liberte, egalite, fraternite yang berkembang di seluruh Eropa.
·         Pengaruh pemikiran dari Renaissance

2.      Liberalisme
Liberalisme merupakan paham yang mengutamakan kebebasan dan kemerdekaan individu. Istilah liberalisme berasal dari bahasa Latin ‘libertas’ yang artinya kebebasan, sedangkan dalam bahasa Inggris, liberty, artinya kebebasan. Kebebasan yang dimaksud adalah kebebasan individu untuk memiliki tempat tinggal, mengeluarkan pendapat, dan berkumpul.
Di Eropa, liberalisme didukung oleh kaum borjouis dan terpelajar di kota. Bagian terpenting dalam liberalisme adalah individu. Masyarakat harus mementingkan individu, karena masyarakat itu sendiri terdiri atas individu-individu. Tokoh-tokoh yang memaparkan liberalisme antaralain.
a.       Marthin Luther
Marthin Luther menyatakan bahwa adanya komersialisasi agama dan ketergantungan umat terhadap pemuka agama menyebabkan manusia menjadi tidak berkembang. Menurutnya hal itu berdampak luas yang puncaknya akan timbul sebuah reformasi gereja yang mneyulut kebebasan dari para individu yang tadinya terkekang.
b.      John Locke
Menurutnya keberadaan Negara itu akan dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan negara menjadi terbatas karena hanya bertindak sebagai penetralisasi konflik. John Locke mengungkapkan bahwa Negara terbentuk dari perjanjian sosial antara individu yang hidup bebas dengan penguasa.
c.       Adam Smith
Adam Smith menuturkan bahwa kesejahteraan umum dapat dicapai apabila diberikan kebebasan kepada setiap individu untuk berusaha tanpa campur tangan dari pihak pemerintah.
d.      Franklin d. Roosevelt
Menurutnya terdapat empat macam kebebasan, yakni kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat, kebebasan beragama, kebebasan dari kemelaratan, serta kebebasan dari ketakutan.

3.      Sosialisme
Sosialisme merupakan suatu paham yang menghendaki segala sesuatu harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Dengan kata lain, sosialisme adalah paham yang menghendaki kemakmuran bersama. Berikut pendapat dari beberapa tokoh mngenai sosialisme.
a.       Saint Simon
Beliau menginginkan agar golongan pekerja mampu mnegikuti arus yang terjadi dalam perkembangan masyarakat, terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan industri. Bagi Saint Simon, golongan pekerja memiliki peranan yang besar dalam memajukan pembangunan bangsa, khususnya kemajuan bidang ekonomi. Adapun kaum bangsawan yang feodal hanya dianggap sebagai parasit yang menghambat perkembangan masyarakat. Dengan demikian, yang berhak untuk mengendalikan kepemimpinan negara bukanlah kelas atas (raja atau bangsawan), tetapi golongan pekerja.
b.      Robert Owen
Melalui tulisannya A New View Society, An Essay on The Formation of Human Character mengemukakan bahwa lingkungan sosial memiliki pengaruh dalam pembentukan watak manusia. Oleh karena itu, kesejahteraan hidup manusia, dalam hal ini pekerja perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Untuk mewujudkan pemikirannya tersebut, Owen membangun rumah-rumah bagi buruhnya lengkap dengan fasilitas seperti toko-toko dan tempat rekreasi, memprakarsai gerakan koperasi, dan melarang anak di bawah umur 10 tahun untuk bekerja.
c.       Charles Fourier
Beliau menyatakan perlu suatu wilayah tertentu. sebagai tempat tinggal yang memudahkan mereka saling berkomunikasi dan bekerja sama. Dengan sistem ini lama-lama kehidupan mereka menjadi seragam.
d.      Karl Heinirich Marx
Isi tulisan Marx mengenai perjuangan. kelas dan merencanakan aturan kelas baru yaitu proletar. Bagian penting dari platformnya, antara lain penghapusan hak milik atas tanah, alatalat produksi milik negara, dan penghapusan hak milik waris.
e.       Frederich Engels
Beliau adalah seorang penganut sosialis dari Inggris yang. bekerja keras memperjuangkan ideologinya bersama-sama dengan Karl Marx. Pemikirannya dituangkan ke dalam buku yang berjudul Das Kapital.

4.      Komunisme
Komunisme adalah salah satu bentuk sosialisme yang bersifat radikal (Sosialisme Ilmiah) / paham anti-kapitalisme yang sangat menentang kepemilikan modal individu, semuanya harus dikuasai negara. Tokoh-tokoh bidang komunisme antara lain.

a.   Karl Marx
“Komunisme merupakan penghapusan yang pasti akan milik pribadi, alienasi diri manusia dan karena itu merupakan pemberian yang nyata dari hakikat kemanusiaan oleh dan untuk manusia. Komunisme sebagai naturalisme yang telah berkembang secara sempurna merupakan humanisme dan sebagai humanisme yang sempurna merupakan naturalisme.” ”Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas.”

b.   Vladimir Ilivh Ulyanov atau Lenin
 Memiliki visi mengenai pentingnya melakukan revolusi komunisme pada wilayah terbelakang guna perimbangan dunia menghadapi ancaman kapitalisme.

c.  Friedrich Engels 
“Bila kelas sosial telah tidak ada lagi, maka kekuasaan politik pun akan lenyap.”

d.   Joseph Stalin
“Kekuasaan dilaksanakan bukan oleh mereka yang memilih an memberikan suara, melainkan oleh mereka yang memerintah.”

5.      Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, demos, artinya rakyat, dan kratos, artinya pemerintahan. Jadi, demokrasi dalam arti sempit adalah pemerintahan di tangan rakyat. Dalam arti luas, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik baik langsung atau tidak langsung. 
Kondisi yang memengaruhi terciptanya demokrasi adalah adanya kesepakatan bersama dalam masalah yang fundamental dan upaya yang memungkinkan kebebasan politik tumbuh di tengah negara. Demokrasi mula-mula diterapkan di Yunani Kuno, yakni demokrasi langsung, kemudian berkembang ke negara Eropa lainnya, dan akhirnya ke Indonesia.
Seorang cendekiawan dari Inggris yang memperjuangkan demokrasi adalah John Locke (1632 – 1704), dalam bukunya berjudul Two Treaties on Government. John Locke membenarkan perjuangan rakyat Inggris menentang kekuasaan mutlak raja. Menurut John Locke, pemerintah hanyalah alat yang dibentuk untuk menjamin kepentingan rakyat terhadap hak-hak politis, mencakup hak individu, hak politik, hak atas kebebasan, dan hak milik.
Demokrasi merupakan hal yang dinamis dan maju, sebab selain mengurus kepentingan bersama negara juga bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Demokrasi menuntut adanya UUD, pemilu, kemerdekaan pers, kemerdekaan berbicara, berkumpul dan mengemukakan pendapat, serta kemerdekaan beragama.

6.      Pan-Islamisme
Pan-Islamisme adalah paham yang bertujuan untuk menyatukan umat Islam sedunia. Paham ini berasal dari gagasan Jamaluddin al Afgani (1839 – 1897). Ide tersebut sebenarnya secara samar-samar pernah dicanangkan oleh At Tahtawi (1801 – 1873), seorang tokoh pembaharu Islam Mesir. Ia sudah menyebutkan dua ide yaitu Islam dan patriotisme. Ia menegaskan bahwa antara ide Islam dan patriotisme tidak bertentangan. Dua ide tersebut kemudian menjelma menjadi dua bentuk persaudaraan, yaitu persaudaraan (ukhuwah) Islamiah dan persaudaraan (ukhuwah) wathaniah.

Paham tentang perlunya penyatuan dunia Islam yang menjadi inti dari Pan-Islamisme menjadi lebih tegas pada pemikiran Jamaluddin al Afgani. Ide Pan-Islamisme erat kaitannya dengan kondisi abad ke-19. Pada abad ini terjadi kemunduran di negara Islam. Sebaliknya, di negara Barat terjadi kemajuan yang disertai pengembangan kekuasaan (penjajahan). Tokoh-tokoh pan-Islamisme antara lain.
a.       Jamaluddin al-Afghani
“Pan islamisme adalah suatu pembaharuan dan kebangkitan dari dunia islam sendiri.”
“Islam mencakup segala aspek kehidupan, baik ibadah, hukum dan sosial. Persatuan umat Islam harus diwujudkan kembali. Kekuatan Islam bergantung pada keberhasilan membina persatuan dan kerja sama.”
b.      Muhammad Rasyid Ridha
“Penyebab kemunduran muslim adalah karena mereka telah kehilangan kebenaran sejati agamanya. Ajaran Islam yang murni itulah yang akan membawa kemajuan bagi umat Islam.”
c.       Sultan Abdul Hamid II
Merupakan penyeru awal Pan-Islamisme, berusaha mempersatukan Islam di bawah panji Usmani,
d.      Raja Faisal dan Shah Iran
Menyerukan pentingnya menyelenggrakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Islam bagi para negara muslim di Makkah

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar