Karena airnya jatuh terus menerus
Terus menerus, susul menyusul, berdebam
Sungguh tiada indahnya kalau hanya selintas
Itu sama seperti menuangkan air dari ember
Kenapa pelangi itu begitu indah, teman?
Karena merah kuning hijau dilangit yang biru itu menggantung
Pada posisinya, tetap, mantap,
Sungguh tiada indahnya kalau bergerak-gerak
Berganti-ganti posisinya, susah diikuti
Kenapa pagi itu terlihat indah, aduhai?
Karena ketepatan waktunya tiba
Bisa diprediksi, selalu datang sesuai janji
Sungguh tiada indahnya kalau ternyata bohong
Lebih cepat atau lebih lambat
Maka milikilah tiga sifat yang anggun tersebut,
Terus menerus seperti air terjun
Tetap, mantap seperti pelangi
Dan selalu datang sesuai janji seperti pagi
Begitulah selalu sifat kasih sayang yang baik, perasaan yang elok
Kalaupun kelak air kasih sayangnya habis oleh waktu, seperti air terjun yang habis, dia tetap akan dikenang indah, berdebam terus menerus hingga janji.
Kalaupun kelak redup warna-warninya karena sudah usai, seperti pelangi yang selesai, dia akan tetap diingat istimewa, menggantung mantap hingga tamat
Dan kalaupun kelak ada kabut gelap, awan hitam, yang menutup pagi, dia akan tetap dikenang spesial, karena pagi selalu datang
Selalu demikian
*Tere Liye
Karena merah kuning hijau dilangit yang biru itu menggantung
Pada posisinya, tetap, mantap,
Sungguh tiada indahnya kalau bergerak-gerak
Berganti-ganti posisinya, susah diikuti
Kenapa pagi itu terlihat indah, aduhai?
Karena ketepatan waktunya tiba
Bisa diprediksi, selalu datang sesuai janji
Sungguh tiada indahnya kalau ternyata bohong
Lebih cepat atau lebih lambat
Maka milikilah tiga sifat yang anggun tersebut,
Terus menerus seperti air terjun
Tetap, mantap seperti pelangi
Dan selalu datang sesuai janji seperti pagi
Begitulah selalu sifat kasih sayang yang baik, perasaan yang elok
Kalaupun kelak air kasih sayangnya habis oleh waktu, seperti air terjun yang habis, dia tetap akan dikenang indah, berdebam terus menerus hingga janji.
Kalaupun kelak redup warna-warninya karena sudah usai, seperti pelangi yang selesai, dia akan tetap diingat istimewa, menggantung mantap hingga tamat
Dan kalaupun kelak ada kabut gelap, awan hitam, yang menutup pagi, dia akan tetap dikenang spesial, karena pagi selalu datang
Selalu demikian
*Tere Liye
Tidak ada komentar:
Posting Komentar